Oleh: Kiai M Faizi, Penggemar Bus Asal Madura
Kiai Rafiq punya santri kesayangan. Dia bertugas sebagai khadim, melayani tamu-tamu dan kepentingan domestik kiai. Namanya Robithul. Ketika santri kesayangan itu mau pamit boyong, Kiai bersedih, membayangkan hari-harinya akan repot tanpa kehadiran khadim kesayangnya itu. Diajaklah si khadim ini bicara, di suatu pagi.
“Kamu ingin istri yang seperti apa, Cung?”
“Yang seperti di hadits, Kiai.”
“Maksudmu?”
“Yang punya empat keunggulan.”
“Loh, wong kamu aja gak punya keunggulan apa-apa, kok, malah nekat cari yang unggul empat-empatnya!”
“Keunggulan saya adalah kesabaran, Pak Kiai.”
“Betul, sabar adalah panglimanya semua sifat baik. Tapi, aku meragukan ketahananmu dalam bersabar!”
“Saya sabar, Pak Kiai, sabar meskipun dibilangin gak punya keunggulan tapi berani mencari yang punya banyak keunggulan, Pak Kiai.”
***
“Sudah, ada pilihan?”
“Alhamdulillah, sudah, Kiai.”
“Siapa?”
“Saya cocok sama Siti, Pak Kiai, khadimah bagian dapur. Saya sudah tahu ahwal kesehariannya soalnya.
“Oh, iya? Baik, akan saya bilang ke orangtuanya. Nanti saya atur tanggal pertunangannya. Apakah orang tua anaknya sudah tahu kalau kamu ada keinginan untuk meminangnya?”
“Sudah, Pak Kiai.”
“Wah, beres itu. Tinggal atur waktu berarti.”
“Masih ada satu masalah, Pak Kiai.”
“Apa?”
“Saya cocok sama dia, tapi anaknya tidak cocok ke saya, Pak Kiai.”
***
“Apakah orang-orang seperti Nyai Rodiyah atau Nyai Masrurah itu masih ada di zaman sekarang, Pak Kiai?”
“Insya Allah masih ada…”
“Alhamdulillah, berarti harapan saya masih ada sisa untuk menikah dengan perempuan yang sangat ideal.”
“Masalahnya, kalaupun ada, berat dia bakal mau kawin sama kamu. Kalau mau tanding itu harus sebanding, Cung!”
***
“Misalnya ada yang cuman unggul satu-satu, seperti Putri unggul cantiknya; Siti unggul pinternya; Syamsiyah unggul kekayaannya; dan Dian unggul nasabnya, apakah boleh saya nikahi semua sekaligus, Pak Kiai, supaya mendapatkan keutamaan empat-empatnya?”
“Aaaaaaaapa? Setengahnya saja aku belum dapat lagi, kok malah kamu mau ambil empat?”